Little Notes

Inspiration, Motivation and Reflect

  • Home
  • Categories
    • Fiqh
    • Hadith
    • Hikmah
    • Humor
    • Quran
    • Reminder
    • Story
  • About
  • Sitemap
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Contact Us

Home reminder Idul Adha, Ada Pengorbanan dan Kesabaran (Bag. 1)

Idul Adha, Ada Pengorbanan dan Kesabaran (Bag. 1)

sdfasasgsag 4:30:00 AM 0



Hari raya umat Islam Idul Adha, mengajarkan makna pengorbanan dalam bingkai ibadah kepada Sang Rahman. Ibadah hari raya kurban ini seperti yang diketahui bersama merupakan kisah dari Nabi Ibrahim dan Ismail as. Kisah pengorbanan seorang hamba hanif yang pada akhirnya berbuah keberkahan serta disyariatkan menjadi ibadah kurban Idul Adha dan ibadah haji bagi umat Islam.
Kemuliaan dan keberkahan yang dilimpahkan kepada bapak para nabi ini, Nabi Ibraham as merupakan buah pengorbanan dan kesabaran bukan hanya saat peristiwa datangnya perintah untuk menyembelih putra tercintanya, Nabi Ismail as. Namun merupakan buah dari pengorbanan selama bertahun-tahun lamanya bahkan sejak sebelum nabi Ismail lahir.
Dalam momentum Idul Adha, kaum muslimin kembali diingatkan oleh kisah pengorbanan Nabi Ibrahim as beserta keluarganya. Nabi yang siddiq ini diberikan kabar gembira oleh Allah akan kelahiran seorang putra di usia 80 tahunan setelah penantian panjang sebab isteri beliau Sarah belum dianugerahi putra. Seorang putra yang shalih yang diberi nama Ismail putra dari isteri beliau Hajar. Namun kebahagiaan atas kelahiran Ismail ini juga menimbulkan kecemburuan pada isteri pertama beliau Sarah. Sehingga Nabi Ibrahim harus berpisah dengan Ismail, putra yang dinantikan sejak lama ini sesuai dengan hidayah dari Allah.  Hal ini merupakan cobaan dan pengorbanan bagi keluarga Nabi Ibrahim serta kesedihan tersendiri bagi Nabi Ibrahim dan Hajar sebab Ismail saat itu masih dalam gendongan.
Dengan demikian, Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail yang masih menyusui hijrah menuju sebuah tempat gersang yang sekarang dikenal dengan kota Makkah. Di tempat itulah Nabi Ibrahim dengan sedih serta kecemasan meninggalkan Hajar dan Ismail sesuai dengan kehendak Allah. Di wilayah yang tidak berpenghuni dan gersang itu, dengan penuh kesabaran Hajar meyakinkan diri dengan bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Apakah Allah yang memerintahkan ini?”. Nabi Ibrahim kemudian menanggapi “Ya” dan Hajar mengatakan “Kalau begitu, Allah tidak akan menyia-nyiakan kami.” Saat Nabi Ibrahim berjalan meninggalkan keluarganya ini beliau berdoa sebagaimana yang dikisahkan dalam Al Quran.
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.“ (Ibrahim 14: 37)

 Dalam doa ini, tersirat ketabahan Nabi Ibrahim as atas perintah yang diberikan kepada beliau untuk meninggalkan Hajar dan Ismail. Nabi Ibrahim as tidak berkeluh kesah kepada Allah namun meminta kebaikan bagi keluarganya tersebut. Doa Nabi Ibrahim ini pun dikabulkan oleh Allah hingga sekarang ini Makkah menjadi tempat yang penuh keberkahan dan hati kaum muslimin pun rindu terhadap Masjidil Haram di Makkah.
Nabi Ibrahim bersama Sarah tinggal di  Kan’an daerah Baitul Maqdis sedangkan Hajar dan Ismail berada jauh di Makkah. Ismail tumbuh dengan penjagaan dan pendidikan dari Allah. Diketahui bahwa Nabi Ibrahim tidak dapat mengunjungi keluarganya tersebut hingga Hajar meninggal dan Ismail menikah. Namun pada saat menengok Ismail ini, Nabi Ibrahim tidak dapat bertemu dengan putranya dan hanya bertemu dengan istrinya saja dengan meninggalkan salam dan pesan kepada Ismail. Kali selanjutnya Nabi Ibrahim dapat bertemu dengan Ismail yang dahulu ditinggalkan masih bayi sekarang telah besar. Pertemuan ini merupakan perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk membangun rumah ibadah Allah (Baitullah) bersama dengan putranya Ismail. Di rumah tersebut Nabi Ibrahim dan Ismail dan berdoa sebagai bentuk ketaaatan.
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Al Baqarah 2: 127)

Perintah selanjutnya dari Allah merupakan ujian yang terasa begitu berat bagi Nabi Ibrahim as. Nabi Ibrahim kembali mengunjungi Ismail di Makkah untuk melaksanakan perintah Allah yang diwahyukan melalui mimpi yang benar. Ditemuinya kembali Ismail dengan mengemban perintah Allah. Bagi Nabi Ibrahim, Ismail merupakan putra satu-satunya yang amat disayangi dan dirindukan sebab terpisah sangat lama. Namun Nabi ibrahim mendapati Ismail yang hanya beberapa kali saja ditemuinya serta tidak dapat menghabiskan masa kecil dan pendidikan dengannya, menunjukkan ketaatan dan kesabaran atas perintah tersebut.
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (Ash Shaffaat 37: 102)
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).” (Ash Shaffaat 37: 103)
Allah telah meridhoi Nabi Ibrahim dan Ismail atas kesabaran dari ujian dan cobaan yang diberikan. Oleh karena itu Allah memberikan kabar gembira kepada keduanya sebagai balasan dari pengorbanan dan kesabaran Nabi Ibrahim dan keluarganya.
“Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (Ash Shaffaat 37: 104-107)

Pengorbanan ini merupakan wujud dari keimanan, ketaatan serta kesabaran Nabi Ibrahim as dan keluarganya atas ujian dan cobaan bertahun-tahun lamanya. Sehingga Allah pun memuliakan Nabi Ibrahim dengan memberikan salam dan shalawat kepada beliau dan keluarganya. Oleh karena itu dalam shalat, selain shalawat kepada Nabi Muhammad juga diucapkan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.   
“Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (Ash Shaffaat 37: 108-110)
Tags: quran reminder
Share:

Post a Comment

silahkan...

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments ( Atom )
Copyright @ 2016 Little Notes, Designed by OddThemes

Stay Connected

Popular Posts

  • Idul Adha, Ada Pengorbanan dan Kesabaran (Bag. 1)
  • Benarkah Sakit Itu Penghapus Dosa
  • Tenangkan Hati untuk Dunia, Resahkan Hati untuk Akhirat
  • Idul Adha, Ada Pengorbanan dan Kesabaran (Bag. 2)
  • Umur yang Dihabiskan Manusia
  • Berkah dan Barokah Itu?
  • Apa Yang Dicari?
Powered by Blogger.

Category

  • fiqh
  • hadith
  • hikmah
  • humor
  • quran
  • reminder
  • story

Viewer