“Dunia ini hijau dan membuat hati terlena
karenanya” itulah salahsatu dari kutipan hadist nabi.
Kehidupan ini akan terus menguji keimanan
sampai ajal menjemput. Ujian itu akan terus menghampiri hidup kita dan tak
pernah sekalipun kita luput dari ujian. Mulai dari pandangan mata, pendengaran
telinga dan getaran hati yang kesemuanya itu dipengaruhi oleh alam dengan
segala bentuknya yang rupawan dan menawan hati.
Pandangan mata kepada indahnya dunia ditambah
dengan merdunya cerita tentang dunia membuat hati terpaut tuk selalu
menginginkan dan mentitah akal untuk memikirkan bagaimana cara mendapatkannya.
Muncullah angan-angan dan tergeraklah seluruh organ tubuh tuk meraih segala
impian duniawi dengan segala kenikmatannya.
Dalam batasan tertentu, menikmati dunia tentu
bukan hal yang dilarang, yang menjadi persoalan adalah ketika gejolak yang membara dalam hati dan menutup mata terhadap tujuan utama dalam
hidup. Yang ada dalam hati dan pikiran adalah bagaimana bisa meraih itu semua
dengan apapun caranya, terbayang dalam pikirannya akan kesenangan diri walau
masih dalam khayalan. Akhirnya seluruh tubuh letih, pikiran resah, hati gundah
karena segala khayalan tak kunjung tiba. Iapun
lupa kalau ternyata usia begitu terbatas, kekuatan terbatas, pikiran
terbatas dan yang paling mengerikan lagi, ia lupa akan cita-cita akhirat.
Resah gelisah dan gundah gulana dalam
mengejar obsesi duniawi harus segera diakhiri. Karena apapun alasannya, urusan
duniawi pasti akan berakhir. Saatnya kembali belajar yakin bahwa urusan duniawi
sudah ada yang mengurusnya, yaitu Allah, siapapun dia, tidak akan luput dari
kucuran karunia Allah.
Tugas kita adalah menjalani apa yang menjadi
tugas dan kewajiban kita sebagai hamba dengan kemampuan yang kita miliki
sebagai karunia ilahi. Maka tenanglah hati ini soal duniawi, dan resahlah hati
ini untuk urusan ukhrowi karena disana adalah alam pertanggungjawaban dari
semua yang kita lakukan. Tak ada yang bisa menanggung segala perbuatan kita
kecuali diri kita sendiri.
Dengan resah urusan akhirat, maka saatnya
mengatur semua urusan akhirat dan terus berfikir bagaimana bisa selamat saat
pengadilan yang maha adil itu memanggil kita.
Sekali lagi, tenangkan hatimu urusan duniamu,
karena Allah sudah menjamin rizqimu, resahkan urusan akhiratmu karena itu akan
menjadi pertanggungjawabanmu dihadapan Allah ats semua amal perbuatanmu.
Seperti pesan ibnu Attho’illah dalam kitab
al-hikam “rehatkan dirimu dari mengurus urusan duniawi dengan susah payah,
karena sesuatu yang telah diurus untukmu oleh selain dirimu (sudah diurus oleh
Allah) tidak perlu engkau turut mengurusnya”.
Post a Comment
silahkan...